29 April 2013

Coretan keempat

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu..”
Bismillahirrahmaanirrahiim.. 


Terinspirasi dari tulisan (alm)Ust. Rahmat Abdullah yang terangkum dalam “Warisan Sang Murabbi”. Buku rekomendasi dariseseorang yang menyukai warna ‘coklat’ Ehem.. ;p Yang jelas, ada ruhiyah beliauyang diwariskan di buku ini. Benar kata orang, sebuah karya akan lebih abadiketimbang usia. Ilmu yang bermanfaat, kan terus mengalir dan tak terputus.. 


Semoga kebaikan kan diraih pula karena,“In ahsantum ahsantum li anfusikuum”. Begitu pesanNya di al Isra' ayat 7. 


Ini tentangsemut dan lebah, An Naml dan an Nahl, serangga kecil yang namanya diabadikanAllah dalam Al Quran. Entah, mungkin buku ini belum habis ku lahap maka temaini punya kesan tersendiri. Terlebih, bagi seseorang yang meleburkan diri dalamjama’ah dakwah. Jama’ah manusia yang bercita tinggi; hidup mulia atau matisyahid; dan menyadari bahwa cita itu hanya menjadi ngimpi tanpa sebuah amal jama’i. Ingat, kita jama’ah manusia, bukan jama’ah malaikat! *pesen MRlagi* :p 


Di bab 16 tentangIndibath (Keteguhan atas Konsistensi) diprolog dengan aransemen laku An Namldan An Nahl. “..Kalau bukan untuk tujuan terpuji, untuk apa nama itu disebutdalam kitab suci?...” 


Semut dulu eeaaa…
“Konon, bila adaseekor semut berjalan berputar atau zigzag,artinya ia memang sedang bertugas mencari makanan bagi kaumnya”
Bagi KAUM!Ya..ketika ia menemukan makanan, dijamin, ia tak akan menghabiskan sendiri. Dibuku yang sama, “Ia akan berputar sejenak untuk mengukur dan menghitung berapapasukan semut yang diperlukan. Pulang ke sarang ia berjalan lurus melepaskanasam semut melalui ekornya yang akan menjadi garis navigasi bagi para pekerjayang akan melaluinya dengan disiplin.” *mantapks* 


Lanjut, “Mereka tak bersuara, namun bekerja. Menimbun logistic untuk musim yang panjang dariusia mereka, tetapi bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan kaum dan bangsa.Jangan coba-coba menaburkan gula atau kue manis di dekat garis itu, karenapasukan semut takkan terangsang oleh provokasi atau jebakan itu.” 


Ghayah dan ahdaf (tujuan dan sasaran) mereka jelas!
Amal jama’i mereka kompak!
Disiplin merekatinggi!
Kita? Saya? T_T 


“Entah dari manadatangnya dan bagaimana ia mengintai,seekor semut eksekutor telah siap dengan kepala dan taring yang besar untukmemenggal semut yang terangsang mengambil makanan di luar garis navigasi. Betapamahalnya harga yang harus dibayar akibat tindakan liar sebagian pasukan artileriyang ditempatkan Rasul di bukit padaperang Uhud itu. Mereka dipesan untuk jangan meninggalkan front tanpa komando baik pasukan kita kalah atau menang. Tak pernahsepedih itu duka dan gundah yang dirasakan Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wassalam..” 


Begitulahsekelumit “Semut” di buku ini. Dan kemarin-kemarin, baru saja melihat ‘jama’ah’semut di sudut rumah sedang mengangkat sebuah bangkai serangga yang lebih besardari tubuh mereka. Lagi, ini tentang amal jama’i. Dirasa, kalau mengangkat sibangkai secara horizontal, yaa.. mudah saja. Tapi, kalau vertical? Diangkat kedinding, sist, bro.. Mau dibawakemana coba? Entah.. 


Amal jama’i yangdilahirkan dari keberkahan syuro’, wajib dilaksanakan oleh pihak yang terlibatkarena dirumuskan lebih dari 2 benang. Khalifah Umar berkata, “Jika segenapkelompok berpendapat, lalu diketahui pendapat mereka salah, maka itu akankembali pada seluruh anggota kelompok. Dan tidak ada seorang pun dari merekayang akan disalahkan. Maka itu akan lebih dipercaya bagi segenap orang, begitujuga dengan pemimpinnya. Pendapat individu itu seperti benang yang rapuh, bisaputus kapan saja. Dua pendapat itu seperti dua benang yang dirajut. Sedangkantiga pendapat itu seperti tali yang kuat.” Karena itu, seberat-berat amanah kanterasa ringan jika dikerjakan bersama. Tidakkah ini menarik? 


Bukankah juga ada filem animasi semut yang melawan agresi dari belalang? Akhirnya, 'jama'ah semut yang menang. Judul? *lupa*

Masya Allah..Malu rasanya.. Jadi inget lagu (alm) Chrisye jaman SMP, “ Malu..aku malu.. padasemut merah.. yang menari di dinding, menatapku curiga, seakan penuh tanya,sedang apa disini?…” Memang, sungguh aneh tapi nyata.. ^_^
Tiada yangsia-sia Allah ciptakan makhluk di langit, bumi dan pertengahannya. Dia jadikan perumpamaanuntuk diambil pelajaran bagi orang-orang berfikir. Semoga Allah menundukkanhati kita dalam menerima kebenaran yang mutlak dari Allah, RasulNya, sahabatserta ikhwahfillah yang saling mengingatkan dalam kebenaran, kesabaran, dankasih sayang..
Kalau “Lebah”, lanjutdi celoteh berikutnya yaa… Insya Allah ^_^ 


Al haqqu min Robbika, fala takun minalmumtariin..
*) mengingatkankhusus untuk diri sendiri 


Referensi
Al QuranulKariim
Warisan SangMurobbi, oleh KH Rahmat Abdullah
Filem “Omar”


25 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar