27 Februari 2014

Laa Takhof wa Laa Tahzan

***
"Bu, ana deg-deg-an ngerjoin skripsi.."
"Ngapo?"
"Entahlah bu.."
"Laa takhof wa laa tahzan.."
"Apo buk?" Seakan baru dengar kalimat ini..
"Laa takhof wa laa tahzan.. Jangan takut dan jangan sedih.."
Aku tersenyum.. Dalam hati ku bersyukur..
***

Di saat-saat tak selalu berada bersama orang-orang sholih di lingkaran cahaya, di saat tak selama berada di wajiha amal kampus, di saat masa transisi mahasiswa tingkat akhir menjadi masyarakat biasa, di saat itulah aku terlupa dengan satu kata, Istiqomah..

Mudah terbawa arus gelombang bernama emosi, faktor lain dari kekerdilan jiwa menghadapi masalah. Padahal telah jelas masalah itu pasti bisa dihadapi. Begitu mudah terlupa hingga tak sadar telah lepas arah. Kemana istiqomahmu, Ana? Selaiknya, istiqomahlah dalam berniat.. Istiqomahlah dalam berkata.. Istiqomahlah dalam berbuat. Segalanya harus selaras dengan alam.

Kalimat itu, 'laa takhof wa laa tahzan', tidak sekedar untuk nge-skripsi. Beberapa kerja harus dilakukan di depan. Jika aku terjatuh pada jurang yang benar, setidaknya aku sudah berani jatuh dan tak akan menyesalinya. Mungkin penyesalan yang mendalam akan aku peroleh jika terlalu terlena pada kekhawatiran..

Dia-lah Allah yang Mahabaik yang segera menyadarkanku dari lisan Ibu..
Terimakasih ya Robb.. *senyum*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar