Assalamu’alaikum, Abi..
Abi.. Kata yang tepat Ananda
sematkan padamu. Pada raga yang Allah pikulkan amanah kaum Mesir ‘sejati’ dan
harapan umat Islam saat ini. Pada jiwa yang penduduk dunia pun terharu akan
kepahlawananmu. Dengan harapan, teladanmu menular mendunia hingga sepenggal Firdaus
tak lagi isapan jempol bagi mereka yang telah mati rasa dan asa.
Abi, keberadaanmu baru Ananda dengar
saat “pemberontak” menutup seluruh jaringan tapi jundi-jundi Allah tak kalah
saingan. Masih ada tangan-tangan yang turut menghembuskan berita benar sampai
ke Negara Ananda, Indonesia. Yah, Abi.. Indonesia. Negara yang mengadu pada
negaramu, mengemis pengakuan atas kemerdekaan bangsanya 68 tahun lalu. Abi juga
pernah mengunjungi salah satu kota di sini yang dulu ditimpa tsunami, Aceh, dan
melipur lara kami akan kepedulian Abi dan Amma-Ammi dari Mesir.
Abi, Ananda tak mengenal Abi, tapi
entah mengapa sebuah rasa cinta tumbuh di hati. Ananda pastikan, Allah-lah yang
menautkan hati kita, hati para mukmin yang tak terbeli oleh harta seberat bumi
dan sepenuh langit. Rasulullah pun menceritakan makna saudara, yang Ananda
sedari baru-baru ini, yakni saat Rasulullah merindukan saudaranya di tengah
para sahabat. Saudara yang Rasulullah maksud ialah mereka yang melindungi,
mengimani dan mencintainya tanpa bertemu dan melihatnya. Abi pahamkan
maksudnya? Bersaudara karena ikatan kuat yang bernama Akidah nan berdiri di
atas ketauhidan yang tak terbatas waktu, territorial, budaya maupun musim serta
tanpa diawali pertemuan.
Abi, Ananda beranikan diri menyapamu
‘Abi’ agar suatu saat lahir 10, 100, 1000 bahkan lebih generasi Ikhwan layaknya
Abi. Seorang hafidz 30 juz dengan kezuhudan yang tak diragukan. Suami sekaligus
Ayah yang mendekatkan Istri-Anaknya pada Allah. Presiden Islam yang tak gentar
membuat musuh Allah gemetar. Penyalur bantuan kepada saudara kita di Gaza,
Palestina. Dan tentu, penyambung risalah mulia dakwah Rasulullah.
Abi, terdengar tangisan rakyatmu
yang tak elak mundur dari keyakinan agar tahta kepresidenan kembali padamu (al
Haq). Tergambar jelas di raut wajah Mesir, masjid-mushola tak lagi senyaman
dulu, berlobang dan terlalu hitam akibat peluru dan ledakan. Namun, kain kafan
putih bersih, aroma surgawi di derasnya darah yang mengalir serta lukisan
senyum para syuhada begitu indah. Sangat indah, begitu menggoda. Hidup mulia
atau mati setara syuhada.
Abi, Ananda takjub dengan hubungan
erat Allah dan Abi. “Cintailah penduduk bumi, maka kau akan dicintai penduduk
langit” ialah pesan Rasulullah. Abi, dunia Islam mendo’akanmu. Seluruh pelosok
negeri peduli padamu. Bukankah ini berarti Abi dicintai penduduk langit dan
bumi? Sulit dipercaya dan masuk logika! Ananda pastikan untuk kedua kali, ini
karena kita bersaudara karena Allah. Saling mencintai Lillah, Fillah wa Billah.
Abi, bukan karena tahta Presiden
lantas Abi dicinta. Bukan karena kekuasaan, Abi dibela mati-matian. Ini tentang
kebenaran, keadilan dan keteguhan yang wajib diperjuangkan. Yang benar sudah
terlihat benar. Yang salah jua. Sesama muslim tak mungkin saling menghancurkan,
kecuali pelaku/oknum yang haus kekuasaan dan kepentingan.
Abi, walau dipenjara bersama para
Ammi, tapi Abi dan Ammi telah memerdekakan keberanian. Telah turun ribuan,
ratusan dan ratus ribuan suara menjeritkan kebebasanmu di jalan-jalan. Menyedot
perhatian birokrasi dan masyarakat lugu yang terpedaya oleh media payah.
Membuka mata dunia setelah rakyat loyalmu menutup mata. Tetaplah bertahan Abi,
kami pun begitu, hingga Allah mengabulkan keyakinan kita atas pertolonganNya.
Abi, setiap episode perjuanganmu dan
kedekatanmu pada Allah menjadi penyulut api ghiroh kami yang mungkin hampir
padam karena angin sepoi yang melenakan. Tak tersiar bahwa Abi sekarang gundah gulana.
Karena, ketakwaan dan kebersamaanmu pada Allah telah memenuhi relung hatimu
yang terdalam. Ah, Ananda cemburu, Bi. Abi ialah saingan terberat meraih cinta
Allah, yang Ananda kenal.
Abi,
terima kasih atas ketenangan yang terpancar dari wajah shalihmu.
Abi,
maaf karena hanya do’a yang bisa Ananda lakukan untukmu.
Abi,
semoga kita dipertemukan di surga ya.
Allah,
perkenankanlah agar kami berkumpul, bercanda tawa di muara keabadianMu..
Aamiin..
Wassalamu’alaikum,
Abi.. ^_^
Palembang,
12 September 2013 pukul 22.52 WIB
AM
**) Mengikuti lomba menulis surat dengan tema, "Surat Cinta untuk Presiden Mursi" yang diadakan oleh Bersama Dakwah dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar